Kementerian Kebudayaan

Dalam rangka memperluas pertukaran budaya Taiwan dan Lituania maka Kementerian Kebudayaan, Divisi Kebudayaan Kantor Ekonomi dan Budaya Taipei di Jerman bekerja sama dengan museum sejarah rakyat (Museum Alka), mengundang sanggar teater “Rom Hsing Hakka Opera Troupe” untuk tampil dalam kegiatan tahunan resmi memperingati “Hari Budaya Pangan dan Kerajinan Tangan” pada tanggal 20 Mei 2023. Sanggar teater “Rom Hsing Hakka Opera Troupe” selaku tim pelestari aset budaya non benda Miaoli “Drama Memetik Teh (採茶戲)”, dalam pertunjukan di Eropa mempertontonkan beberapa seni pertunjukan seperti drama penyajian teh “Taiwan Hakka Three-Role Tea Drama”, alur cerita petani teh menyembah Dewa Tanah dan makna doa syukuran dari keturunan orang Hakka atas tercukupinya akan pangan dan sandang menjadi isu pokok untuk didiskusikan dengan pengunjung Eropa. Dalam pertunjukan tersebut, kolaborasi dengan tim pegiat budaya teh kreatif Taiwan di Jerman “Deerland Tea” telah mempersiapkan area untuk mencicipi produk teh di antaranya Lei Cha Hakka (客家擂茶), Hakka Citrus-stuffed Tea (客家酸柑茶) dan Oriental Beauty Oolong Tea (客家東方美人茶), bertujuan untuk menggemakan pertunjukan seni sanggar teater dan budaya kuliner. Penggunaan kode “Hakka” dan “Budaya Teh” yang berkesan bagi pengunjung Eropa saat menikmati budaya drama teh dan aroma wangi teh yang tertinggal di ujung lidah mereka.Museum Alka merupakan museum sejarah rakyat yang menyimpan dan melestarikan rekam jejak budaya Samogitian, adalah salah satu dari lima budaya nasional Lituania, juga merupakan budaya otentik negara tersebut yang paling tidak terasimilasi dengan budaya Rusia. Sedangkan budaya Hakka adalah budaya nasional penting di Taiwan, ada pengakuan rasa bangga akan identitas sebagai orang Hakka, keduanya memperlihatkan hasil pencapaian yang sama meskipun dengan metode yang berbeda dan Taiwan akan memanfaatkan “Budaya Hakka” untuk menciptakan satu ruang dialog dengan Lituania.

The Taipei Philharmonic Chamber Choir (TPCC) menggelar tiga ajang konser dan seminar panduan di World Symposium on Choral Music (WSCM) Turki pada tanggal 25 – 29 April 2023, menampilkan budaya Taiwan melalui paduan suara. Ini merupakan pertunjukan paduan suara ketiga kalinya atas undangan dari International Federation for Choral Music (IFCM). Masa lalu paduan suara TPCC pernah terpilih dan berpartisipasi 2 kali yaitu pada pada tahun 1996 di Sydney, Australia dan pada tahun 2002 di Minneapolis Amerika Serikat.Konser bertemakan “Image Taiwan (影像‧台灣)” menghadirkan belasan lagu dari komponis Chien Nan-chang (錢南章) yang pernah meraih penghargaan Kesenian Nasional seperti Sanctus (聖哉經), lagu One is Fry Rice Pop (一的炒米香) karya Shih Ching-ju (石青如), My Final Resting Place (最後的住家) karya Hsiao Yu-ting (蕭育霆). Selain itu, Direktur TPCC sekaligus Dirigen, Johnny Ku (古育仲) akan memperkenalkan karya paduan suara Taiwan dan Asia Tenggara dalam seminar pra konser untuk menampilkan latar belakang multi budaya Taiwan.The Taipei Philharmonic Chamber Choir (TPCC) adalah chamber choir yang beranggotakan 30 orang Taiwan dan berdiri pada tahun 1993. TPCC terbentuk dari 150 orang yang bergabung dalam paduan suara Taipei Philharmonic Chorus yang dirintis pada tahun 1972, melalui upaya keras dari konduktor musik berhasil menghimpun repertoar dan membinanya menjadi salah satu paduan suara yang paling bergengsi di Taiwan.Melalui penyatuan paduan suara terbaik dalam simposium paduan suara dunia (the World Symposium on Choral Music, WSCM) dan konduktor paduan suara yang menggelar pertunjukan, seminar pembahasan, loka karya, pameran dan pelantunan paduan suara untuk mempromosikan keunggulan seni dan melakukan pertukaran dan kerja sama. Tahun ini ada 10 kelompok yang terpilih dari 72 kelompok paduan suara di seluruh dunia untuk ditampilkan. Paduan suara TPCC dan Madrigal Singers (BMS) asal Indonesia merupakan satu-satunya kelompok Asia yang berhasil terpilih. 

Kementerian Kebudayaan, Kantor Perwakilan Republik Tiongkok di Spanyol dan Kantor Perwakilan Republik Tiongkok untuk Portugal secara khusus bekerja sama dengan Cinemateca Portuguesa (Museum Film Portugal) serta mendapat dukungan dari Taiwan Film and Audiovisual (TFAI) dan Taiwan Cinema Toolkit bersama menyelenggarakan pameran film, penayangan 11 film silat klasik pada tanggal 1 – 16 Maret 2023, dipadukan dengan seminar khusus yang memperkenalkan perkembangan film silat Taiwan kepada penonton Eropa. Museum Film Portugal menyampaikan, kerja sama kali ini adalah pameran terpenting dalam agenda pihak museum untuk tahun ini, juga merupakan perkenalan perfilman secara khusus untuk pertama kalinya sejak tahun 1958, diharapkan dapat membuat penonton membenamkan diri dalam era keemasan perfilman Taiwan, juga merupakan salah satu era perfilman yang paling menonjol di Benua Asia. Museum Film Portugal berharap kegiatan ini menjadi awal kerja sama dengan Taiwan terkait perfilman, dikedepannya akan ada peluang memperkenalkan dan menayangkan keragaman dan keunikan film-film Taiwan. Kementerian Kebudayaan menyampaikan, film silat adalah genre film berbahasa Mandarin yang unik, sejak film Taiwan “Dragon Inn” karya dari Sutradara King Hu (胡金銓) mendapatkan penghargaan Kuda Emas pada tahun 1967, telah memicu tren film silat di era 1960-an, sempat menimbulkan sensasi di Taiwan, Hongkong, Korea dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Bahkan berbagai cerita pendekar silat dari novel karya Jin Yong (金庸) dan Gu Long (古龍) diadaptasi menjadi film silat yang bervariasi pada era 1970-an, kemudian perlahan-lahan menyurut pada tahun 1980-an. Kali ini merupakan kerja sama perdana Museum Film Portugal dengan Taiwan, juga merupakan pertama kali penayangan serial film silat Taiwan di Portugal dan mempertimbangkan penonton lokal masih merasa asing dengan film silat Taiwan, maka Kementerian Kebudayaan secara khusus mengundang pakar perfilman Taiwan Robert Chen(陳儒修) datang ke Portugal untuk menggelar dua ajang seminar, menuntun warga Portugal secara bertahap mengenal film silat Taiwan.Museum Film Portugal yang berlokasi di pusat kota Lisbon didirikan oleh salah seorang perintis pengarsipan perfilman Benua Eropa, Manuel Felix Ribeiro pada tahun 1950. Adapun misi utama adalah mengoleksi, melindungi, melestarikan serta menyebarluaskan warisan budaya gambar hidup (motion picture), mempromosikan pemahaman masyarakat luas terhadap sejarah budaya perfilman dan audiovisual, menjadi tempat pengarsipan film bertaraf nasional yang paling penting di Portugal.

Jin Kwei Lo Puppetry Company mendapat undangan dari Festival Teater Boneka Internasional Montreal ke-18 (Festival de Casteliers) dan mementaskan pertunjukan “The Soup of Reincarnation (MengPo Tang)” pada tanggal 3 - 4 Maret 2023. Pertunjukan kali ini mendapat dukungan dari Kementerian Kebudayaan, dipimpin oleh perintis “National Human Treasures” Chiang Shi-mei (江賜美) yang menggandeng Direktur Artistik Puppet & Its Double Theater, Cheng Chia-yin (鄭嘉音) untuk menyutradarai dan memproduksi kesenian teater boneka Taiwan yang menarik untuk dipertontonkan dan berharap agar pengunjung bisa merasakan ketrampilan teater kontemporer Taiwan yang menginterprestasikan kembali karakter klasik opera.Jin Kwei Lo Puppetry Company dengan aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kesenian internasional beberapa tahun terakhir ini, memperkenalkan keindahan wayang potehi tradisional Taiwan, bahkan keikutsertaannya dalam Festival OFF d'Avignon pada tahun 2018 dan The World Festival of Puppet Theatres in Charleville-Mézières pada tahun 2019 telah menarik perhatian dari lingkup teater boneka internasional. “The Soup of Reincarnation (Meng Po Tang)” menerobos batasan bingkai teater wayang potehi tradisional, melalui suara latar wayang potehi, metode pewayangan, musik Beiguan yang dipadukan dengan jubah kain besar, latar panggung yang bergerak dan cahaya menampilkan citra baru dari wayang potehi kontemporer. Kisah yang mendeskripsikan pertemuan antara Nenek Meng yang tinggal di Menara Pelupaan selama sekian tahun dengan 3 tokoh perempuan lainnya dalam kisah drama klasik yaitu Wang Bao-chuan (dalam kisah Love Amongst War), Pan Jin-lian (The Plum in the Golden Vase) dan Bai Su-zhen (Siluman Ular Putih). Dengan kepribadian masing-masing, mereka merenungkan kembali kehidupan dan takdir masa lalu, melalui “The Soup of Reincarnation (Meng Po Tang)” meruntuhkan pengekangan cinta bawaan dari lahir untuk dapat direinkarnasi.Untuk memperdalam promosi wayang potehi Taiwan, Jin Kwei Lo Puppetry Company bersama Association québécoise des marionnettistes menggelar lokakarya wayang potehi selama 21 jam dalam waktu 3 hari, mengikutsertakan pemain wayang lokal yang profesional mulai dari dalang, pemain teater, pembuat wayang, guru dan lainnya guna memperdalam pertukaran budaya Taiwan dan Kanada.

Rangkaian pameran tarian bertemakan “Fokus Taiwan” yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan, Kantor Perwakilan Taipei untuk Jerman Bidang Kebudayaan, Teater Staatstheater Darmstadt dan sanggar tari kontemporer Hessischen Staatsballetts yang berlangsung pada tanggal 9-11 Februari 2023, terdapat 5 tim penari Taiwan menampilkan tarian kontemporer Taiwan yang menyuguhkan keunikan serta makna artistik yang elegan secara mendetail. Karya seni tari yang diundang menampilkan eksplorasi seniman Taiwan tentang individual dan masyarakat sosial diantaranya: tarian “Free Steps-Nini” yang dikareografikan oleh sanggar tari Horse bersama perintisnya Su Wei-chia (蘇威嘉) yang mengungkapkan pengamatan yang dilakukannya selama 10 tahun tentang garis lekukan tubuh saat menari secara mendetail dan eksesif; Shimmering Production mempertunjukkan tarian “Being” karya kareografer Wang Yeu-kwn (王宇光) yang mengekspresikan pertanyaan dan refleksi terhadap hubungan intim; Tim penari B. Dance menampilkan dua tarian yaitu tarian “Timeless” yang menggambarkan ketangguhan dan kecantikan keibuan dari jiwa wanita di dalam lubuk sanubari, keindahan dan refleksi tarian “Rage” mengisahkan keacuhan dan penindasan dalam masyarakat; sedangkan penari yang menetap di Eropa Chen Guang-xuan (陳廣軒) dan Lu Mei-yun (盧美云) berkolaborasi menciptakan drama tari “Voyage”, kaki penari wanita menginjak telapak kaki penari pria selama ia menari, menjadi tantangan yang luar biasa bagi penari untuk mengendalikan tubuhnya. Rangkaian pertunjukan FOKUS Taiwan dirancang oleh Direktur Bruno Heynderickx dari sanggar tari Hessischen Staatsballetts yang membawakan makna era pemberdayaan representatif bagi penari dan seni tarian dari berbagai negara di seluruh dunia. Saat bersamaan juga menjadi terobosan tarian tradisional dan budaya yang menunjukkan nilai keberagaman seni pertunjukan kontemporer. Tahun ini acara “Fokus Taiwan” selain mengundang penari Taiwan tampil di Jerman, juga memperluas elemen khusus dalam karya seni tari dengan mengadakan lokakarya seni lukis dan gerakan tubuh, mengharapkan agar seniman Jerman semakin dapat mengenal dan mendalami Taiwan.Situs untuk informasi kegiatan Fokus Taiwan:https://www.staatstheater-darmstadt.de/extra/fokus-taiwan/

Pusat Kebudayaan Kantor Perwakilan Taiwan untuk Prancis (Pusat Kebudayaan Prancis) bekerja sama denganFestival de court métrage international de Clermont Ferrandmenggelar rangkaian kegiatan “Country in Focus” bertemakan tentang Taiwan dalam Festival Film Internasional Prancis ke-45 tahun 2023 yang berlangsung 27 Januari – 4 Februari 2023, menghadirkan 67 karya film yang terdiri dari 59 film pendek, 5 karya VR dan 3 film kompetisi internasional. Ini merupakan pertama kalinya menggelar pameran “Country in Focus” bertemakan tentang Taiwan.Total 64 karya film yang disajikan dalam Country in Focus bertemakan tentang Taiwan terdiri dari 8 unit, menghadirkan film pilihan, film horor, restorasi, kreasi kampus, VR dan lainnya, termasuk film “The Skywalk is Gone” karya Tsai Ming Liang, “On Happiness Road” karya Sung Hsin-yin, “Layover “ karya Shen Ko-shang, “The Palace on the Sea” karya Midi Zhao, “Samsara” karya Huang Hsin-chien dan “Red Tail” karya Fish Wang serta lainnya. Selain itu, pada unit kompetisi ada 3 karya film nasional Taiwan yang masuk nominasi, saat bersamaan pihak penyelenggara juga mengundang sutradara Taiwan Ho Wi-ding dan artis Taiwan Wu Ke-Xi untuk menjadi juri internasional.Koordinator Program Festival Film Calmin Borel menyampaikan, unit penayangan film yang bertemakan tentang Taiwan, mencoba menampilkan karya film Taiwan dengan gaya kreasi, lapisan budaya dan restorasi yang berbeda, diyakini para penonton dapat memahami sejarah dan budaya pembuatan film Taiwan melalui film-film ini.Kepala Pusat Kebudayaan Prancis Hu Ching-fang menyampaikan bahwaFestival de court métrage international de Clermont Ferrandjuga mendapat predikat “Oscar Film Pendek Global”. Festival kali ini yang bertemakan tentang Taiwan menunjukkan kemampuan pembuatan film Taiwan yang inovatif, diyakini keikutsertaan Taiwan kali ini dapat memperluas pembuatan film Taiwan di panggung internasional, yang nantinya akan memfasilitasi pembentukan jaringan sutradara muda internasional dan berlanjut mendalami bidang pembuatan film. Informasi terkait dan program acara lengkap, silakan mengunjungisitus.